Kisah Nabi Adam AS – Dengan judul kajian “PERMULAAN”. Sangat pas dalam mewakili kisah penuh hikmah dari seorang hamba Allah dari kalangan manusia. Yang ditugaskan oleh Allah guna menggantikan era kekhalifahan bangsa jin di bumi Allah. Memulai peradaban manusia, dengan menguasai beragam ilmu yang langsung diajarkan oleh Sang Khaliq. Allah Ta’ala.
Bermula dari surah Al Baqarah ayah ke-30. Dikisahkan pada suatu masa, Allah mengumpulkan para malaikat. Kemudian Allah berfirman, “Aku hendak menjadikan khalifah di Bumi.” Lalu Malaikat berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Jauh sebelum Allah menciptakan manusia, Allah lebih dahulu menciptakan langit, bumi, matahari, bulan, bintang, hewan, tumbuh-tumbuhan, jagat raya. Lalu Allah juga menciptakan sepasang jin dari nyala api, bernama Hin dan Bin.
Selanjutnya, Hin dan Bin diberi Allah ilmu pengetahuan dan juga tata cara untuk menjadi khalifah di bumi. Lalu diturunkan di bumi Allah, hingga beranak pinak menjadi banyak.
Kisah berlanjut ketika Hin dan Bin mati. Lalu di generasi kesekian dibawah mereka, ada masa ketika keturunan mereka tidak tahu lagi untuk apa mereka diciptakan. Akibatnya adalah ancaman azab dari Allah.
Di zaman ke-khalifahan bangsa jin, bumi hampir saja hancur meledak. Lalu Allah memerintahkan malaikat untuk menyudahi kekhalifahan dari bangsa jin. Yang melawan, diasingkan di pulau kecil di tengah laut.
Ternyata, di era kekhalifahan bangsa jin, ada satu yg berhasil menunaikan tugasnya sebagai khalifah, dia bernama Azazil. 2.000 tahun setelah itu, barulah Allah berfirman seperti di dalam surah Al Baqarah ayat 30
Nabi Adam diciptakan oleh Allah sebagai manusia pertama, dengan komposisinya yaitu tanah dari bumi + air surga + tanah dari surga untuk hatinya. Setelah komposisi Nabi Adam selesai dibentuk, dibiarkanlah mengering selama 40 tahun. Lalu selama masa tunggu tersebut, Azazil mengelilingi “calon manusia” ini.
Berikutnya Allah menciptakan satu makhluk bernama nafsu (awalnya merupakan satu makhluk tersendiri). Setelah Allah ciptakan, lalu ditanya. “Siapa Aku dan siapa engkau?”. Jawab nafsu, “Aku adalah aku, Engkau adalah Engkau”. Lalu dicampakkan ia ke neraka hingga 3x (neraka yang panas, neraka yang dingin dan neraka yg penuh kekangan). Hingga dikali ke-3 barulah nafsu menyatakan. “Engkau adalah Rabbku dan aku adalah hambamu”. Setelahnya, barulah Allah memasukkan nafsu ke dalam diri Nabi Adam (manusia).
Kun Fayakun…
Setelah tiba saatnya. Allah berfirman, ‘Kun Fayakun”. Maka hiduplah Nabi Adam, yang parasnya tampan, setampan para malaikat. Nabi Adam mulai menggerakkan jari tangan, berkedip dan bersin, “Alhamdulillah”. Allah kemudian menjawab, “Yarhamukalloh” . Maka di setiap episode di hidup kita, baiknya kita selalu ucap Alhamdulillah.
Lalu Allah memerintahkan semua malaikat untuk bersujud pada Adam, dan semuanya sujud seperti perintah Allah, kecuali satu makhluk yang berwarna merah, dialah Azazil. Ketika ditanya “Kenapa tidak mau berjusud?”, jawab Azazil, “Karena saya lebih baik dari dia”. Lalu namanya langsung berganti dari Azazil menjadi Iblis (yang nantinya akan menjadi raja Iblis).
Setelah ingkar dan sesatnya Azazil, dia lalu Allah murkai. Namun Azazil bukannya bertaubat, malah meminta kepada Allah penangguhan. Yaitu izin agar ditangguhkan kematiannya hingga hari akhir, untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Lalu Allah memberi penagguhan, namun godaannya hanya bisa berpengaruh pada orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin. Selanjutnya Azazil (Iblis) diturunkan Allah ke Bumi.
Kisah berlanjut, setelah Allah mengajarkan semua nama-nama kepada Nabi Adam. Kemudian Nabi Adam tinggal di surga. Karena beliau tinggal di surga hanya sendirian, maka merasa kesepianlah Nabi Adam. Melihat burung-burung dan kupu-kupu di surga yang berpasangan, lalu Nabi Adam berharap juga bisa mempunyai pasangan.
Allah Maha Tahu, kemudian Adam dibuat mengantuk oleh Allah, dan dalam tidur itulah Allah mengambil tulang rusuk Nabi Adam sebelah kiri yang paling bawah, tanpa luka tanpa rasa sakit. Setelah diambil, “Kun Fayakun, Jadilah engkau seorang manusia wanita”. Jadi yang diciptakan dari tanah itu laki-laki (Adam AS), sedangkan perempuan dari tulang rusuknya laki-laki (Adam AS). Maka jadilah seorang wanita yang cantiknya secantik bidadari.
Begitu Nabi Adam bangun, dan didapatinya ada yang cantik disampingnya, lalu Nabi Adam terpesona. Bertanyalah Nabi Adam, “Kamu siapa?”. Dia malu-malu menjawab, “Saya wanita”. “Untuk apa kamu diciptakan?”, tanya Nabi Adam lagi. “Untuk membuat hidupmu menjadi tenang”, jawabnya. Setelah itu Nabi Adam memberinya nama Hawa. Jadi yang memberi nama Hawa adalah Nabi Adam, sedangkan yang memberi nama Adam itu Allah.
Pernikahan Nabi Adam dan Hawa
Kemudian, Allah Maha Tahu kalau mereka sudah saling mencintai, maka dari itu Allah langsung menikahkan mereka dan diumumkan ke semua malaikat. Para malaikat kemudian datang menyaksikan dan mendoakan pernikahan Nabi Adam. Lalu Allah memberikan nasihat pernikahan seperti yang difirmankan didalam QS Al Baqarah ayat 35. Hai Adam diamilah oleh kamu dan istri kamu surga ini dan makanlah makanan-makanan yang baik dimana saja kamu sukai. Dan janganlah kamu mendekati pohon ini, yang dapat menjadikanmu termasuk orang yang dzalim.
Ketika iblis tidak mau bersujud dan dia dilaknat oleh Allah, lalu diturunkan ke bumi serta bersumpah akan menyesatkan seluruh manusia, waktu itu Hawa belum diciptakan. Sehingga Hawa tidak mengetahui, lalu diberi tahulah Hawa oleh Nabi Adam. Termasuk yang memberi tahu seluruh nama-nama pada Hawa adalah Nabi Adam.
Disini ada pelajaran atau hikmah yang penting bagi para kaum laki-laki, yaitu mereka musti belajar dan musti pinter. Karena sebagai bekal untuk mendidik dan membina istri dan anak-anak mereka. Sempatkan untuk belajar, dan sempatkan untuk mengajar.
Sementara Azazil, yang menobatkan dirinya sebagai raja iblis, menyuruh semua jin untuk saling memanggul hingga menembus langit dan surga. Dan atas izin Allah, nanti yang paling atas sendiri adalah Azazil. Setelah sampai di surganya Nabi Adam, iblis menyamar dan mendatangi Adam dan Hawa, dan menghasut untuk memakan buah dari pohon yang Allah larang.
Bertahun-tahun Adam dan Hawa digoda oleh iblis dan tidak mempan. Butuh waktu 41 tahun bagi iblis untuk menggelincirkan Adam dan Hawa dari surga. Setelah gagal terus dalam menggoda, iblis akhirnya menggunakan cara lain. Iblis menempel pada pohon yang dilarah oleh Allah, hingga nampak indah pohon tersebut ketika dilihat oleh orang lain. Buahnya jadi nampak ranum seolah memanggil-manggil untuk minta dimakan.
Jadi setiap kali lewat pohon tersebut, Adam dan Hawa selalu merasa tertarik. Hingga mulai lupa terhadap pohon yang Allah larang. Lalu iblis dengan strateginya coba mengincar sosok yang lebih lemah, yaitu wanita (Hawa). Suatu hari Hawa keluar jalan-jalan sendirian, tidak bersama Adam. Iblis lalu menyamar sebagai bidadari, dan menyapa Hawa serta merayunya untuk memetik buah khuldi (iblis yang menamai buahnya). Iblis mengarang cerita bahwa buah tersebut adalah buah keabadian, jika memakannya akan abadi di surga.
Lalu iblis menunjukkan pohonnya, dengan bumbu cerita kebohongan yang sedemikian panjang dan meyakinkan, tergodalah Hawa. Hingga kemudian Hawa memetik 2 biji buah, lalu memakannya. Selanjutnya Hawa pulang dan menyuguhkan Adam buah tersebut. Singkat cerita, dimakanlah juga buah tersebut oleh Adam. Setelah dimakan, dikunyah dan ditelan Nabi Adam, cahaya serta pakaian surga yang ada pada Adam dan Hawa pudar dan menghilang.
Dengan begitu mereka lalu saling melihat dan malu, masing-masing sibuk mencari dedaunan surga untuk menutupi aurat mereka. Kemudian iblis langsung bertepuk tangan dan tertawa terbahak-bahak, lalu berkata “saya berlepas diri dari dosa yang kalian lakukan”. Setelah itu Allah menurunkan Nabi Adam dan Hawa ke Bumi, seperti yang difirmankan Allah dalam surat Al A’raf 19-27 dan Al Baqarah 36-39.
Diturunkan ke Bumi
Begitu diturunkan ke bumi, dikisahkan mereka itu terpisah. Nabi Adam diturunkan di daerah India, sedang Hawa diturunkan di daerah Arab. Mereka langsung bersujud meminta ampun kepada Allah, setelah mendapat pengampunan Allah lalu mereka saling mencari.