Belajar dari Kegagalan Bisnis

Belajar dari Kegagalan Bisnis

Menurut Small Business Administration (SBA) di AS, sekitar 20% bisnis kecil gagal di tahun pertama, dan sekitar 50% gagal dalam 5 th.

 

Menurut sebuah studi oleh CB Insights, alasan utama kegagalan startup adalah:

  • Tidak ada kebutuhan pasar (42%)
  • Kehabisan uang tunai (29%)
  • Tidak memiliki tim yang tepat (23%)
  • Terkalahkan pesaing (19%)
  • Masalah harga/biaya (18%)

 

Lalu studi oleh Statista menunjukkan jumlah bisnis bangkrut paling banyak di AS terjadi tahun 2009 selama Resesi Hebat yaitu mencapai 58.721

 

Sementara tahun 2020 ada 22.023 kebangkrutan bisnis. Sebagian besar adalah industri perdagangan ritel, jasa akomodasi, makanan, serta konstruksi.

 

Salah satu contoh kegagalan bisnis perusahaan nyata yang dapat menjadi pelajaran bagi para pebisnis adalah kasus Blockbuster.

 

Blockbuster adalah perusahaan persewaan video yang menjadi sangat sukses pada 1990-an dan awal 2000-an, dengan lebih dari 9.000 toko di seluruh dunia.

 

Namun, perusahaan tersebut gagal beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebiasaan konsumen, terutama munculnya layanan streaming online seperti Netflix.

 

Blockbuster juga melewatkan peluang untuk mengakuisisi Netflix dan gagal berinvestasi di platform streaming online miliknya sendiri.

 

Akibatnya, Blockbuster mulai menurun pada pertengahan tahun 2000-an, dan pada tahun 2010 perusahaan tersebut mengajukan kebangkrutan.

 

Ada banyak penyebab kegagalan bisnis Blockbuster, tetapi beberapa faktor umum meliputi:

 

  • Kegagalan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar dan preferensi konsumen

 

  • Ketergantungan yang berlebihan pada satu produk atau layanan.

 

  • Manajemen keuangan yang buruk dan hutang yang berlebihan.

 

  • Kepemimpinan dan manajemen yang tidak efektif

 

  • Tidak mampu berinovasi dan mengikuti kemajuan teknologi

 

  • Persaingan yang kuat dan gangguan pasar yang agresif oleh pendatang baru

Dari kegagalan Blockbuster yang paling utama adalah kita belajar tentang pentingnya tetap up to date dengan perubahan teknologi dan tren konsumen.

 

Setiap pebisnis harus bersedia beradaptasi dan berinovasi agar tetap relevan di pasar yang kompetitif.

 

Selain itu pelajaran lainnya adalah pebisnis tidak perlu merasa puas diri secara berlebihan terhadap sebuah pencapaian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *

Mulai obrolan
Pusat Bantuan
Ada yang bisa saya bantu?